HANYA DUA WARNA
Aku duduk termenung sendiri,
Memikirkan warna di alam sanubari,
Mungkinkah seperti alam pemimpi,
Dunia penuh dengan warna berseri.
Ku buka buku-buku pekebun,
Untuk meneroka hati pencinta,
Bukan cinta pada siapa,
Namun cinta alam semesta,
Hiasan dalaman penuh corak kreativiti.
Muka sepuluh terhenti sejenak,
Ku lihat kelopak warna hitam kelabu,
Mungkin ini warna di hati,
Sama seperti warna yang ku rasai,
Hitam dan putih jua…
Itu cerita klasik padaku,
Setelah kau hadir berpelangi hidupku,
Ada biru…
Arah ketenangan,
Ada hijau…
Sangsi hatiku rasa,
Kuning telur sangat menggeramkan,
Merah hangat warna perangsang,
Seperti hangat pelukanmu teman,
Perang mencipta kemanisan,
Lain kata ku kata coklat,
Jingga warna pujangga,
Kala senja ilham datang menerjah,
Indah… sungguh mengasyikkan,
Terkadang lalai ku dibuai asmara,
Kau datang,
Janganlah kau pergi lagi…
Jangan biarkan ku menangis semula.
No comments:
Post a Comment