KEHIDUPAN
Anak kecil datang padaku,
Bertanya,
Atuk, apa itu kehidupan...
Ku renung sebentar mata itu,
Penuh dengan tanda tanya,
Aku jawab,
Kehidupan untuk dihayati...
Kehidupan itu suatu memori.
Ku peluk erat anak itu,
Di atas batu tempat ku lihat botol yang dahulu,
Mari sayang aku cerita.
Hidup bagai berjalan di pantai ini,
Ada pilihan...
Pilih yang berbatu atau pilih yang tidak berbatu.
Pergilah berjalan hingga sampai ke destinasi.
Setelah sampai,
Ceritakan pada atuk perjalanan hidupmu tadi.
Jalan berbatu payah sekali,
Namun banyak perkara yang dapat ku perhati.
Ada mangkuk yang sudah pecah,
Ada plastik mungkin bekas sampah,
Ada patung putus kepala,
Ada tali panjang sekaki,
Ada baldi pecah di tangkai,
Ada kaca pecah berderai...
Banyak atuk.
Kadang boleh terjatuh,
Sudah jatuh terluka pula,
Sudah terluka berparut lagi.
Bahaya atuk.
Bukan bahaya itu lumrah,
Sudah lumrah kau perlu pasrah,
Tidak boleh diulang masa...
Jalan tak berbatu senang sekali,
Cuma ku lihat sabut kelapa sekali sekala dibuai ombak.
Bosan atuk...
Senang tapi bosan,
Tiada perkara yang buatku terhibur,
Dan aku berlari laju,
Tak sedar banyak perkara aku tinggalkan.
Aku senyum,
Itulah kehidupan anakku...
Berlari anak itu pergi bermain air,
Aku berharap dia akan faham suatu masa nanti.
Anak kecil datang padaku,
Bertanya,
Atuk, apa itu kehidupan...
Ku renung sebentar mata itu,
Penuh dengan tanda tanya,
Aku jawab,
Kehidupan untuk dihayati...
Kehidupan itu suatu memori.
Ku peluk erat anak itu,
Di atas batu tempat ku lihat botol yang dahulu,
Mari sayang aku cerita.
Hidup bagai berjalan di pantai ini,
Ada pilihan...
Pilih yang berbatu atau pilih yang tidak berbatu.
Pergilah berjalan hingga sampai ke destinasi.
Setelah sampai,
Ceritakan pada atuk perjalanan hidupmu tadi.
Jalan berbatu payah sekali,
Namun banyak perkara yang dapat ku perhati.
Ada mangkuk yang sudah pecah,
Ada plastik mungkin bekas sampah,
Ada patung putus kepala,
Ada tali panjang sekaki,
Ada baldi pecah di tangkai,
Ada kaca pecah berderai...
Banyak atuk.
Kadang boleh terjatuh,
Sudah jatuh terluka pula,
Sudah terluka berparut lagi.
Bahaya atuk.
Bukan bahaya itu lumrah,
Sudah lumrah kau perlu pasrah,
Tidak boleh diulang masa...
Jalan tak berbatu senang sekali,
Cuma ku lihat sabut kelapa sekali sekala dibuai ombak.
Bosan atuk...
Senang tapi bosan,
Tiada perkara yang buatku terhibur,
Dan aku berlari laju,
Tak sedar banyak perkara aku tinggalkan.
Aku senyum,
Itulah kehidupan anakku...
Berlari anak itu pergi bermain air,
Aku berharap dia akan faham suatu masa nanti.
No comments:
Post a Comment