Kali ini,
Aku berkata dari hatiku
Tanpa iringan potret tertentu
Ku utus hatiku hanya kepadamu
Di sana...
Yang pasti tidak lalu memikirkan tentang aku
Di sini.
Kepedihan...
Kau kata suatu kepedihan
Ku sedar bila masa aku bersalah
Aku menduakan dirimu
Tetapi tidak cintaku
Kepadamu.
Walau berkala masa perlu ku sedar
Akhirnya aku sedar
Setelah tiga kali aku melukakan hatimu.
Kemaafan itu bukan impian,
Telah kau kata maafkan aku
Tapi ku tahu
Wanita sering mengatakan
Tetapi tidak melupakan...
Aku pasrah jika itu kehendak karma.
Sayang...
Jika kau kata pedih hatimu
Aku tahu,
Tiga kali...
Pertama, ku buat engkau sangsi
Kedua, ku buat engkau menangis sendiri
Ketiga datang kau tinggalkan diriku.
Kau tak sedar sayang...
Seperti aku di waktu itu
Dalam pertama ku lukakan hatimu
Kau dalam diam telah turut beralah
Terima dia sebagai temanmu
Hujan turun di oasis gurun
Ku relakan dan ku unjurkan agar dia melamar dirimu.
Tiga kali mungkin lebih...
Itu kau tentukan sendiri
Tidakkah kau sedar
Kali yang ketiga bagiku,
Telah aku hentikan segala kesakitan
Tiada lagi
Tiada lagi sayangku...
Kami jadi teman biasa.
Tidakkah kau sedar
Bila kau terima nikahnya
Seumur hidupku...
Untuk seumur hidupku...
Selama hidupku di bumi ini
Aku akan menderita...
Kau tak tahu.
Ku pendam kesakitan di dada
Ada masa ia mahu bersuara
Menengking Tuhan maha pencipta
Menyumpah bumi yang terlalu indah
Kenapa perlu jadi begini?
Kau tak sedar,
Beban di dada ini...
Kau tak sedar beban di dada ini.
Namun
Dari diri sendiri
Berkali sudah ku menemui jalinan sayang
Yang lalu semua terkandas
Lewat bersamamu jadi titik segala hempedu
Kau yang terindah dalam hidupku
Kini ku terima segala pengertian
Cinta sejati telah aku temui...
Pernah kau kata ini cinta mati,
Rupanya ini cinta yang mendalam
Melebihi segala janji
Perlu mengerti agar diri hayati
Cinta sejati hanya perlu hati.
Hati... terasa kini,
Ia menusuk kalbu
Bergenang air mataku
Ingin mengatakan rindu...
Dengan balasan senyuman darimu
Sampai menangis bila dapat memeluk dirimu
Lagi... dan ku ingin mengatakan,
AKU CINTA PADAMU... AKU CINTA PADAMU...
KAU CINTA DALAM HIDUPKU.
---
Rembulan menyinar hati penyair
Antara siang dan malam ini
Ibarat gelap terang di malam hari
Hati selesa bila sebut namamu
Aku sentiasa mekar
Namun ia terpulang padamu.
Intan penyulam benang suasa
Sajak ilham dari hati pencinta
Moga kata berganti cuaca
Akan ku sentiasa beri sentosa
Ingat wajahmu senyum hatiku
Laluan hatimu tiada siapa yang terduga...
---
Dari suara hatiku,
Yang tidak terluah dalam alam nyata
Hanya ku perlu engkau tahu
Menunggu tidak lagi niatku
Berserah hanya pada dirimu
Biarpun sampai ke anak cucu.
No comments:
Post a Comment