Dari jendela aku melihat,
Ia seperti cerita cinta,
Bila ku temui diriku begini,
Telah juga ku temui..
Dirimu.
Ku jejak sahaja naluri hati,
Kadang persis pernah jua tersasar jauh,
Bila ku cantum ceraian itu,
Ternyata muncul suatu karenah yang tidak ku jangka,
Indah dihayati,
Seperti semua telah terjadi,
Pernah terjadi,
De ja vu mungkin yang itu,
Tapi tidak secantik mawar yang biru.
Persis naluri walau menyedihkan hati,
Persis naluri ada kesan di tiap jalanan,
Persis naluri..
Ada yang menuntun aku.
Cinta yang agung adalah cinta yang tidak kembali lagi.
Dalam kedinginan ia berkata,
Sampai kaku kata padaku,
Ku nanti...
Sehingga seratus tahun,
Untuk membongkar rahsia yang karam,
Tema cinta yang pernah aku tempuhi,
Semua ikut naluri,
Apa yang jadi...
Jadilah yang aku ingini,
Dalam hati menggigil penuh pertanyaan.
Aku letih tersangat letih,
Sakit dan letih dengan semua itu,
Tolong beri aku peluang,
Tolong beri aku peluang,
Untuk menyayangimu...
Aku tahu tidak mungkin lagi,
Dan hatiku tabah terus berterusan.
No comments:
Post a Comment