Di setiap malam itu ada lagu untuk tidurku,
di setiap subuh itu ada suara memanggil nama manjaku.
Berhenti hanya pada Sabtu hari,
sampai senja dia memanggil lagi... dengan nada marah.
Pulang...
cukuplah bermain, hantu sedang merayau-rayau.
Bertahun berlalu,
kini makanku disuapkan oleh bini tercinta...
kini bangunku disimbah dengan cium pagi,
malamku disinar cahaya hati.
Dalam puisi ini,
ku ingin leraikan ibu segala kerinduan
bukan pasal sayang...
bukan pasal cinta...
Tentang rinduku pada masakan.
Walau hanya ikan-ikan kering, dihias dengan cili bergaram,
walau hanya pucuk-pucuk kangkung, dari tepi-tepi longkang,
berbelai sentuhan darimu... ia jadi sedap.
Ibu yang ku sayang...
kasihmu akan selalu ku abadikan. Terima kasih ibu.
No comments:
Post a Comment