Kala aku menyulam rasa
botol-botol kerdil seru firasatku
ia langsung tak bicara
bersahaja di sana
atas batang kayu meranti
lalu menuntun mata ke arah inti atmanya
betapa benar
pernah diabadi rangkai kenangan
dan masih menanti setia
sendiri
entah kenapa
lapar dan dahagakah soalnya
kepada satu pelukan
juga ciuman rindu
agar penantian ini berhenti
saat ini terlalu mustahil
hanya arca tinggalanmu jadi saksi
saban hari kumenangis
mendoakan namamu
tenang di alam barzakh.
Kemalangan hari itu menjadi trauma hidupku, kerusi roda ini selalu mengingatkan agar memandulah berhati-hati.
Ia bukan tentang cepat atau lambat. Hanya perlu tiba di destinasi yang dituju. Biarlah aku lumpuh kaki tapi bukan lumpuh hati.
MAS CARRA
Kudat, Sabah
10082020
No comments:
Post a Comment