tika itu
aku di lapangan bola keranjang
baru tiba di sekolah
bersama basikal remaja
sedang kusemat kunci di tiang aru
angin menepis
wajahku ke arah wajahmu
rambutmu jadi igauan
kuning berseri
dibelai angin sulu
kulit wajah nan putih cina
lirik mata persis gadis impian
senyum terukir di bibir
hanya tuhan yang tahu di saat itu
betapa ingin memiliki
terngiang-ngiang di atma sepanjang masa
malah hingga waktunya aku berada di bawah kolong rumah
leka tatkala memaknai erti cinta
bersama butir jagung
seakan air mata jatuh satu persatu
ker'na satu sesalan; tidak berani melamarmu.
MAS CARRA
06082020
No comments:
Post a Comment