tatap tidak tetap
sentap satu aksara rentap ribu suara
sampai resah
sebaik datang berjabat tangan
namun datang terus ditentang
hulu
hulur senapang
bongkar dan selongkar
buku-buku terbakar
arus perdana kami sangkar
terus mekar atau terlakar.
Kita terlalu sunyi, "Sang Pemuisi, mari bertengkar!"
No comments:
Post a Comment