Yang tersisa dalam dada
menyuguhkan deretan puisi
adalah candu yang rela
untuk tidak berkata dengan air mata
waktu tetap berdetik
tak pernah punya rupa
ia rasa yang menggenang
meluap pada jejari kenangan
datangnya tiba-tiba
putusnya tali kasih mesra
tiupan angin seakan menyapa
sehelai daun hati meniti ingatan
mataharipun tenggelam
menyembunyikan hamparan kisah
betapa rasa
peritnya bermadu.
No comments:
Post a Comment