desas-desus melanda
umpama virus yang tidak mungkin terhenti
sampai hati.
Sedikit kecewa mahu pula aku, kau tinggalkan
katamu janjiku
janji terang bulan.
Aku semakin tua
banyak perkara perlu kugusarkan
lebih dari perjanjian itu,
namun...
tidak pernah aku melupakan.
Kini kau ingatkan aku
resahmu akan janji itu
lalu kau tuduh aku sengaja mendua.
Ku akui...
telah aku melukakanmu
pernah aku melakukan kesilapan
atas dasar perjuangan,
hingga terlupa
sepatutnya,
janji itu perlu kukotakan terlebih dahulu.
Ketakutan ini membuat aku
sukar tidur malam
mengingati kesesakan yang mungkin terjadi
reaksi...
akibat janji, belum ditepati.
Tunggu dulu sayangku,
bukankah di sini telah lahir cinta kita?
Usahlah kau pergi dulu,
kita minum dulu.
No comments:
Post a Comment